KOROSI
Korosi menurut definisi klasik adalah reaksi kimia dari logam denga
lngkungannya. Secara termodinamika, korosi merupakan peristiwa reaksi
kimia dari system logam dengan lingkungan yang berair atau udara yang tidak
berada dalam kesetimbangannya. Dengan berjalannya waktu, system akan menuju ke
arah kesetimbangan dan logam akan membentuk oksida logam atau senyawa kimia.
Pengertian umum korosi:
· Perusakan logam atau konstruksi oleh
pengaruh lingkungan;
· Proses kimia disertai perpindahan
electron;
·
Sebagai akibat proses elektrokimia;
·
Sebagai akibat proses alamiah
Korosi
mengakibatkan penurunan sifat logam. Istilah korosi terbatas pada serangan
kimia pada logam. Karat adalah korosi pada besi dan padunnya. Produk
utama besi adalah oksida besi.
Proses korosi dapat terjadi karena:
· adanya reaksi elektrokimia antara logam
dengan lingkungannya;
· terjadinya reaksi anodic dan katodik.
Faktor yang berpengaruh
1.
Kelembaban udara
2.
Elektrolit
3.
Zat terlarut pembentuk
asam (CO2, SO2)
4.
Adanya O2
5.
Lapisan pada permukaan
logam
6.
Letak logam dalam deret
potensial reduksi
Reaksi
anodic dapat terjadi karena adanya pelepasan electron dari logam. Atom-atom
dari logam melepaskan electron sehngga ion logam berpindah ke dalam
lingkungannya.
Contoh:
Fe à Fe2+ + 2e
Cu à Cu2+ + 2e
Reaki katodik dapat terjadi karena
adanya penangkapan electron. Molekul ata ion yang berada pada lingkungan,
menangkap electron yang dilepaskan oleh atom logam.
Contoh:
2H+ + 2e à H2
O2 + 4H+ + 4e à 2H2O
O2 + 2H2O + 4e à 4 OH-
Gambar 9.1 Reaksi korosi pada besi
9.1 Jenis Korosi
1.
Korosi permukaan
Korosi
merata adalah korosi yang terjadi secara serentak di seluruh permukaan logam,
oleh karena itu pada logam yang mengalami korosi merata akan terjadi
pengurangan dimensi yang relatif besar per satuan waktu. Korosi ini merupakan
jenis yang biasa terjadi pada permukaan material secara luas. Logam akan
menipis dan kemudian akan rusak. Jenis ini mudah dideteksi, diprediksi laju
korosinya dan mudah dikontrol tapi
merupakan salah satu perusak terbesar dari material. Cara menghambat
atau menghentikannya adalah melindungi permukaan logam misalnya melalui
pengecatan atau pemberian minyak.
|
|
(a)
|
(b)
|
Gambar 9.2 Contoh korosi permukaan
(a) pada unit penukar panas, (b) pada pintu.
2.
Korosi Sumur
Gambar
9.3 Contoh korosi sumur pada pipa air
Korosi sumuran adalah korosi lokal yang
terjadi pada permukaan yangn terbuka akibat pecahnya lapisan pasif. Korosi
sumuran ini sangat berbahaya karena lokasi terjadinya sangat kecil tetapi
dalam, sehingga dapat menyebabkan peralatan (struktur) patah mendadak.
Korosi
sumur ini terjadi secara agresif dalam larutan yang mengandung ion klorida,
bromida atau hipoklorit. Iodida dan fluorida relatif kurang berbahaya.
Kehadiran sulfida dan H2S meningkatkan korosi sumuran. Senyawa tiosulfat
memainkan peranan yang sama karena
reduksi elektrokimia menyebabkan "sulfidasi" permukaan logam.
Kehadiran kation pengoksidasi (Fe+3,
Cu+2, Hg+2, dll) memungkinkan pembentukan lubang bahkan
tanpa adanya oksigen. Adanya oksigen menyebabkan semua klorida menjadi
berbahaya, dan ini juga berlaku pada hidrogen peroksida.
3.
Korosi Celah
|
|
Gambar 9.4 Contoh korosi celah
Korosi
celah merupakan salah satu jenis korosi lokal yang menyerang pada celah-celah
yang umumnya terjadi karena adanya jebakan air atau elektrolit di antara celah
sambungan dan retakan. Tipe ini
biasanya menyerang pada tempat dengan volume kecil (microenvirotments)
misalnya lubang, sambungan, endapan permukaan, celah pada paku keling dan lain
- lain. Mekanisme tejadinya korosi celah ini diawali dengan terjadi
korosi merata diluar dan didalam celah, sehingga terjadi oksidasi logam dan
reduksi oksigen. Pada suatu saat oksigen (O2) didalam celah habis, sedangkan
oksigen(O2) didalam celah masih banyak, akibatnya permukaan logam yang
berhubungan dengan bagian luar menjadi katoda dan permukaan logam didalam celah
menjadi anoda sehingga terbentuk celah yang terkorosi. Cara untuk mencegahnya : tutup celah utamanya pada daerah terlindung,
gunakan material yang resisten.
4.
Korosi Galvanis
Korosi ini terjadi karena proses elektro kimiawi dua
macam metal yangberbeda potensial dihubungkan langsung di dalam elektrolit
sama. Elektron mengalir dari logam
yang kurang mulia (anodik) menuju metal
yang lebih mulia (katodik). Akibatnya logam yang lebih mulia berubah menjadi
ion-ion positif karena kehilangan elektron. Masing-masing metal mempunyai potensial
yang lazim disebut Potential Electromotive (EMF). Cara menghambatnya :
pilih kombinasi metal yang sesuai galvarik serinya, beri pemisah antara kedua
metal, beri inhibitor, cegah reaksi kimia berupa perpindahan ion dari kedua
metal tersebut.
Gambar 9.5 Seri
galvanis pada bahan yang diaplikasikan untuk air laut
5.
Korosi antar butir
Korosi batas butir adalah korosi yang
terjadi pada atau di sepanjang batas butir. Batas butir bersifat anodik dan
bagian tegah butir bersifat katodik. Hal ini disebabkan logam memiliki susunan
butiran-butiran kristal seperti butiran pasir yang menyusun batu pasir.
Butiran-butiran tersebut saling terikat yang kemudian membentuk mikrostuktur.
Adanya serangan korosi batas butir menyebabkan butiran menjadi lemah terutama
di batas butir sehingga logam kehilangan kekuatan dan daktilitasnya.
|
|
(a)
|
(b)
|
Gambar
9.6 Korosi antar butir (a) korosi karena pengelasan (b) korosi batas butir pada
stainless steel tersensitisasi
Sebagian besar paduan logam rentan
terserang korosi batas butir ketika dihadapkan pada lingkungan agresif. Hal ini
disebabkan batas butir merupakan tempat pengendapan (precipitation) dan
pemisahan (segregation), dimana membuat mereka secara fisik dan kimia berbeda
dengan butirnya. Presipitasi dan segregasi terjadi oleh adanya migrasi impuriti
atau unsur pemadu (alloying element) menuju batas butir. Apabila kadar unsur
tersebut cukup besar, maka akan terbentuk fasa yang berbeda dengan yang ada di
bulk. Misalnya fasa intermetalik Mg5Al8 dan MgZn2 pada paduan aluminum dan Fe4N
pada paduan besi.
Pada paduan nikel dan austenitic
stainless steel, kromium sengaja ditambahkan untuk memberikan sifat ketahanan
korosi. Sekitar minimal 12% kromium dibutuhkan untuk membentuk lapisan pasif
yang tidak nampak pada permukaan stainless steel. Lapisan ini berfungsi untuk
melindungi logam dari lingkungan korosif. Apabila stainless steel mengalami
pemanasan pada 550-850 °C (misalnya selama produksi, fabrikasi, perlakuan
panas, dan pengelasan), maka kromium karbida akan tumbuh dan mengendap pada
batas butir saat terjadi pendinginan. Sebagai konsekuensinya, wilayah yang
berdekatan dengan batas butir akan kekurangan kromium. Daerah yang kekurangan
kromium itu menjadi lebih rentan terserang korosi dalam lingkungan agresif
dibandingkan daerah yang jauh dari batas butir.
6.
Korosi tegangan
Korosi tegangan merupakan kombinasi antara tegangan tarik dan
lingkungan korosif yang mengakibatkan kegagalan pada material. Tegangan biasanya bersifat internal yang
disebabkan perlakuan yang diterapkannya seperti bentukan dingin (cold forming) atau merupakan sisa - sisa
hasil pengerjaan (residual) misalnya
: pengerlingan, pengepresan dan lain – lain. Untuk kuningan jenis retak ini
dinamakan season cracking dan untuk
baja disebut caustic embrittlement.
7.
Korosi Erosi
Gambar 9.7 Korosi pada sudu-sudu turbin
Erosion corrosion merupakan kerusakan pada permukaan metal yang
disebabkan aliran fluida yang sangat cepat, merusak permukaan metal dan lapisan film pelindung. Korosi dapat pula
terjadi pada permukaan yang bergerak cepat sementara fluida disekitarnya
mengandung partikel - partikel padat. Jenis korosi ini yang perlu diperhatikan
keretakan korosi erosi (stress corrosion cracking) dan penggetasan zat
air. Dalam hal ini perusakan karena erosi dan korosi saling mendukung. Logam
yang telah kena erosi akibat terjadi keausan dan menimbulkan bagian – bagian
yang tajam dan kasar. Bagian – bagian inilah yang mudah terkena korosi dan bila
ada gesekan akan menimbulkan abrasi lebih barat lagi. Korosi erosi ini
dikatakan juga sebagai korosi karena kecepatan turbulensi dan benturan yang
terjadi karena adanya gesekan relatif antara elektrolit dan permukaan logam.
Bentuk korosi ini terutama disebabkan oleh efek olakan dan peronggaan.
8.
Korosi selektif
Selective leaching merupakan jenis korosi berhubungan dengan
melarutnya suatu komponen dari paduan. Zat yang terlarut ini bersifat anodik
terhadap komponen lainnya.
Bentuk permukaan tampak
tidak berubah termasuk tingkat kekasarannya, namun sebenarnya berat yang
terkena bagian ini menjadi berkurang. Pori-pori kehilangan sifat mekanisnya
semula, menjadi getas dan mempunyai kekuatan tarik yang sangat rendah.
Contohnya
dezincification merupakan proses
pelarutan zat kuningan dari perpaduan zat seng dan tembaga. Sedangkan contoh
lainnya graphitization adalah pelarut selektif yang melibatkan kelarutan unsur
besi dari logam paduan besi karbon yang lazim disebut besi cor.
8.2 Pengukuran Korosi
Metode
yang paling efektif untuk menentukan ketahanan suatu bahan tertentu terhadap
korosi adalah menempatkan bahan tersebut secara langsung pada kondisi yang
sebenarnya. Namun pada banyak kasus hal ini tidak mungkin untuk dilaksanakan
karena biaya dan waktu yang diperlukan untuk menjalankan test, dan inability
dbandingkan logam yang berbeda.
Metode
yang umumnya digunakan untuk menentukan korosi dan laju korosi adalah perubahan
berat. Metode ini biasanya digunakan untuk memverifikasi hasil dari
metode-metode lain. Keuntungan lainnya, metode ini dapat dipergunakan secara
langsung di lapangan dengan kondisi yang sebenarnya atau dalam skala
laboratorium dengan kondisi yang disimulasikan.
Metode
pegukuran perubahan berat ini dilakukan dengan cara menimbang berat awal benda,
memaparkan bahan/benda kerja pada rentang waktu tertentu dalam media yang
korosif yang sesuai dengan kondisi lingkungan yang sebenarnya atau dalam
kondisi yang disimulasikan. Setelah itu mengambil dan menimbang berat
akhir benda setelah proses selesai. Laju korosi biasanya dinyatakan dalam miles
per year (mpy) atau milimeter per tahun (mpt). Perubahan berat benda kerja ini
disebabkan adanya korosi. Laju korosi dari metode ini dihitung melalui
persamaan:
Keterangan:
WL = weight loss (gram)
D = massa jenis (gram/m3)
A = luas permukaan (inch2)
T = waktu (hari)
Contoh soal.
Sebuah benda
kerja stainless steel mempunyai luas permukaan 4 inch2. di uji coba ketahanan
korosinya selama 20 hari. Perubahan berat benda kerja adalah 1 gram. Maka laju
korosi benda kerja stainless steel tersebut adalah
Kualitas bahan dalam lingkungan yang
korosif dibedakan menjadi:
Tabel 8.1 Klasifikasi kualitas bahan
karena korosi (mpy)
< 2
|
Excellent
|
< 20
|
Good
|
< 50
|
Fair
|
< 50
|
Unsatisfactory
|
Akurasi penimbangan untuk menentukan
perubahan berat yang terjadi selama proses korosi berlangsung seharusnya
mencapai milligram terdekat (0,0001 gram). Sedangkan pengukuran dimensi harus
diukur seakurat-akuratnya dengan kesalahan kurang dari 1%. Pengukuran dimensi
ini memperhitungkan semua bagian termasuk sudut yang tipis dan sempit.
Sedangakan pnggunaan gasket atau holder tidak ermasuk dalam perhtungan luas
area. Waktu yang dipergunakan seharusnya di ukur dengan tingkat kesalahan
kurang dari 1% dari total waktu.
8.3 Pengendalian Korosi
Korosi merupakan proses alamiah yang
berlangsung dengan sendirinya. Karena itu, proses korosi tidak dapat
dicegah sama sekali. Yang mungkin adalah usaha untuk mengurangi korosi atau
untuk mengnedalikannya.
Usaha-usaha
untuk pengendalian korosi meliputi:
- Korosi adalah peristiwa reaksi elektrokimia
Untuk menghidarkan terjadinya korosi dapat dilakukan dengan cara
menghambat laju reaksi atau menghindarkan terjadinya reaksi elekltrokimia
tersebut.
- Mengisolasi
logam dari lingkungannya melalui pengecatan dan pelapisan.
- Mengurangi
ion Hidrogen di dalam lingkungan, misalnya dengan menaikkan pH.
- Mengurangi
ion logam atau garam yang larut dalam lingkungan atau demineralisasi.
- Mengurangi oksgen yang larut dalam air atau dearasi
- Mencegah
kontak antara dua jenis logam yang sangat berbeda elektropotensial
standarnya.
- Mencegah celah atau menutup celah dengan cara
memberi sealant pada ujung celah. Alternative lain dari sambungan keling
adalah sambungan las.
- Penempelan anoda umpan yang terbuat dari logam,
mislnya Mg, Zn, atau Al.
- Memproteksi katodik dengan memberi electron pada
logam sehingga logam menjadi lebih katodik. Contoh galvanisasi baja dengan
lapisan Zn.
Macam-macam lapisan pelindung korosi
Lapisan
organik : Semen, enemel dan
lain-lain.
Lapisan anorganik : Cat, Resin, Plastik, Karet dan
lain-lain.
Lapisan hasil reaksi kimia atau elektrokimia
pada permukaan logam (konversi).
Lapisan
logam yang bersifat sementara : Gemuk, oli dan lain-lain.
Lapisan logam : Logam murni,
logam campuran.
Soal-soal Latihan
1.
Sebut dan jelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi korosi?
2.
Tuliskan reaksi korosi
pada logam!
3.
Sebutkan 3 jenis korosi
dan cara pencegahannya?