Dari
Terbuang Jadi Pemenang
Mimpi sekelompok anak
remaja yang terbuang dari tim sepak bola akhirnya terwujud. Sebut saja namanya
Rahmad, Tara, Wira, Nafi’, Purna, Fendi, dan Tirta. Mereka adalah sekelompok
anak muda yang berbakat dalam sepak bola namun terbuang dari klubnya karena
bakat belum diketahui oleh pelatihnya. Namun sebabnya bukan itu saja tapi
karena mereka tergusur oleh pemain yang lebih muda yang dianggap lebih bisa
menggantikan posisinya. Benar saja disaat klubnya mengikuti kompetisi mereka
malah tidak ikutsertakan dalam kompetisi dan biarkan saja. Kemudian ke-tujuh anak
muda itu menyatukan mimpinya.
“Bagaimana Mad kalo kita nanti malam ngumpul di
basechamp kita, kita buat rencana!.” Ujar Tara
“Iya Tar nanti Wira, Nafi’i, Purna dan Tirta kita
ajak juga.”
Malam minggu mereka berkumpul bersama dan
membicarakan nasibnya dalam klub elite tersebut.
“Gimana ini kita sudah tidak dianggap lagi di Elit
FC.” Ujar Rahmad
“Mungkin pelatih ingin memainkan pemain muda yang
lebih berstamina.” Sahut Purna
“Kita ini sudah dibuang secara halus oleh mereka
buktinya kita tidak ditawari untuk ikut kompetisi.”bentak Tirta
“Betul itu kata Tirta lebih baik kita mengundurkan
diri saja.” Kata Wira
“Aku juga setuju sama Wira kita Mengundurkan diri
saja, kita buat klub sendiri.” Papar Nafi’i
“Aku setuju, bagaimana dengan yang lain?.” Sahut
Fendi
“Setuju!!” jawab kelima anak itu.
Akhirnya mereka pun
memutus kan mundur dari tim sepak bola elit yang dulu pernah dibanggakannya. Keesokan
paginya mereka resmi telah keluar dan rencana berikutnya mereka membuat sebuah
tim sepak bola ala kadarnya. Niat mereka membuat tim sepak bola hanya untuk
mengisi waktu luang saja. Kemudian mereka merekrut pemain-pemain yang berbakat.
Tidak jauh dari Elit FC pemain yang seangkatan dengan mereka juga memutuskan
untuk keluar dari Elit FC.
“Aku dengar anak-anak yang keluar dari Elit ingin
membuat tim sepak bola sendiri?” tanya kara terhadap temannya yang lain.
“Iya benar mereka memang membuat tim, tapi masih
kurang pemain.” Gerutu Suneo
“Ayo kita ikuti saja jejak mereka, dari pada kita
latihan tak ada gunanya.”
Besoknya mereka berduapun juga ikut keluar dari Elit
fc dan memutuskan bergabung dengan ke-tujuh temannya. Banyak orang yang
tertarik dengan rencana ini sehingga terbuatlah tim sepak bola yang diberi nama
dengan nama binatang yang buas yang ingin menerkam para musuhnya seperti
karakter mereka. Dengan pertimbangan mereka memberi nama Serigala Berbulu Domba
FC. Nama tersebut memiliki arti walau terlihat seperti domba namun sebenarnya
adalah Serigala yang buas, sama seperti mereka yang terlihat bodoh , tak
berdaya namun sebenarnya mereka adalah pemain yang berbakat.
“Kita putuskan kita beri namanya SBD FC saja.”
“ apa itu SBD FC?” tanya Tirta
“Serigala Berbulu Domba Tir” jawab Wira
“Ide yang cemerlang” sahut Toro
Lama-kelamaan SBD FC
menemukan pemain-pemain yang berbakat dan bernasib sama seperti mereka. Sebut saja
Dillah dia adalah teman lama Tirta di sekolah sepak bolanya dulu. Benar saja
Tirta dan Dillah sangat padu ketika mereka bermain bersama. SBD FC juga
menemukan investor asing yang mendanai mereka untuk latihan, bertanding, dan
sarana lain. Investor itu tak lain adalah teman lama mereka yang bernama Lindo.
Dari mulai seragam sampai lapangan sudah ditanggung oleh Lindo. Ketika mereka
mulai menanjak tapi mereka memiliki masalah besar. Sebagian dari mereka banyak
yang menghilang entah kemana. Disaat mereka berlatih di lapangan kebanggaan
mereka Gelora Kusma.
“Aduh bagaimana ini disaat kita mulai berkembang
jadi tim profesional tapi banyak yang
menghilang banyak yang tidak mau latihan lagi.” Kata Pri yang juga sebagai
pemain utama SBD FC hasil dari pencarian bakat.
“Kalau terus begini kita akan kehilangan klub kita
tercinta ini.” Jawab Rahmad.
“Kita seharusnya lebih giat berlatih agar dunia tahu
kalau kita ini bisa.” tambah Toro.
“Kita cari anggota yang lain agar kita semakin kuat
lagi.”
“Ayo kita tingkatkan latihan kita.” Sahut Wira
“Latihan fisik dan skill yang harus kita mantabkan
lagi, 2 minggu kedepan jadwal kita melawan purwoceng.” Tambah Tirta
“Iya Purwoceng adalah klub yang bermain sedikit dengan
teknik tapi lebih mengarah di kekuatan tubuh.” Sahut Wira
Keseharian mereka diisi
dengan latihan-latihan berat. Sehari
sebelum pertandingan pemain yang
menghilang telah kembali ternyata mereka berlatih keras agar mereka tidak kalah
bagus dengan pemain utama. SBD FC juga menemukan penjaga gawang terbaik mereka.
Penjaga gawang tersebut juga memiliki nasib yang sama, dia dibuang dari klubnya
yang tak lain dan tak bukan adalah Elite FC. Entah apa yang dipikirkan Elit FC
mereka membuang pemain-pemain yang senior dan lebih memilih pemain yang junior
yang belum tentu berpengalaman. Skuat dan komposisi pemain SBD FC semakin
komplek saat Rohman sang penjaga gawang yang baru bergabung bermain bagus saat
latihan sebelum melawan Purwoceng.
Benar saja permainan
SBD FC terbilang bagus ketika melawan Purwoceng. Berkat latihan keras mereka permainan
teknik dan fisik mereka sangat bagus. Purwoceng juga bukan klub rendahan yang
harus diremehkan, 5-0 untuk kemenangan mereka. Meremehkan lawan bukan lah gaya
mereka, karena mereka juga pernah diremehkan oleh seseorang. Mereka selalu
meningkatkan performnya untuk melibas lawan-lawannya. Yang dulunya terbuang,
jadi pecundang berkat kesabaran latihan dan kegigihan kini jadi pemenang. SBD
FC bukan sekedar klub sepak bola tapi sudah menjadi keluarga mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar