Selasa, 11 November 2014

PANTUN




PANTUN


Pengertian Pantun
Pantun merupakan salah satu jenis pusi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan, dalam bahasa sunda dikenal sebagai paparikan, dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa (baca: uppasa). Lazimnya pantun terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan), setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, bersajak  akhir dengan pola a-b-a-b dan a-a-a-a (tidak boleh a-a-b-b, atau a-b-b-a). Pantun pada mulanya merupakan sastra lisan namun sekarang dijumpai juga pantun yang tertulis. Pantun terdiri atas dua bagian, sampiran dan isi. Sampiran adalah bagian yang mengantarkan rima/sajak. Sedangkan Isi adalah bagian yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. Menurut Surana (2001:31), pantun ialah bentuk puisi lama yang terdiri atas 4 larik sebait berima silang (a b a b). Larik I dan II disebut sampiran, yaitu bagian objektif. Biasanya berupa lukisan alam atau apa saja yang dapat diambil sebagai kiasan. Larik III dan IV dinamakan isi, bagian subjektif. Sama halnya dengan karmina, setiap larik terdiri atas 4 perkataan. Jumlah suku kata setiap larik antara 8-12.
Tujuan diciptakan Pantun
Zaman dahulu, pantun digunakan sebagai bahasa pengantar atau bahasa pergaulan. Selain itu pantun diciptakan untuk berbagai tujuan, antara lain menyampaikan nasihat, menyatakan rasa sayang, ajaran budi pekerti dan moral, untuk kepentingan sosial, serta untuk hiburan atau kejenakaan semata. Secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat  penguat  penyampaian pesan.Suatu pesan (Baik itu nasihat, sindiran dan lain-lain) akan terdengar lebih menarik jika disampaikan dalam bentuk pantun.
.
Ciri-Ciri Pantun
1.       Satu bait pantun (sebuah pantun) terdiri atas empat larik (atau empat baris bila dituliskan).

2.       Satu larik pantun biasanya terdiri atas 2-6 kata dan 8-12 suku kata, namun yang paling sering ditemui adalah 4 kata.

3.       Pada tiap akhir larik terdapat  rima / sajak,  yang berpola  a-b-a-b.

4.       Pantun terdiri dari  sampiran  pada dua baris pertama, dan  isi  pada dua baris terakhir.
Sampiran  pada pantun berfungsi menyiapkan rima dan irama supaya mempermudah pendengar memahami isi pantun, sedangkan  isi  adalah tujuan dari pantun itu sendiri. Sampiran terhadap  isi  tidak memiliki hubungan makna. Karena jika memiliki hubungan makna tidaklah disebut sebagai pantun, melainkan hanya Syair bersajak.

Struktur Pantun
       Menurut Sutan Takdir Alisjahbana fungsi sampiran terutama menyiapkan rima dan irama untuk mempermudah pendengar memahami isi pantun. Ini dapat dipahami karena pantun merupakan sastra lisan. Meskipun pada umumnya sampiran tak berhubungan dengan isi kadang-kadang bentuk sampiran membayangkan isi. Sebagai contoh dalam pantun di bawah ini:


Air dalam bertambah dalam
Hujan di hulu belum lagi teduh
Hati dendam bertambah dendam
Dendam dahulu belum lagi sembuh

Jenis Pantun Menurut Jumlah Baris :

       Beberapa sarjana Eropa berusaha mencari aturan dalam pantun maupun puisi lama lainnya. Misalnya satu larik pantun biasanya terdiri atas 4-6 kata dan 8-12 suku kata. Namun aturan ini tak selalu berlaku. selain bentuk empat baris, kalian juga akan mendapati pantun yang terdiri atas dua baris, enam baris, delapan baris, dan bentuk berkait. Seperti yang terlihat padacontoh berikut
.
Sudah gaharu cendana pula, } sampiran
sudah tahu bertanya pula. } isi
Kura-kura dalam perahu, } sampiran
pura-pura tidak tahu. } isi

(a)Pantun tersebut merupakan pantun yang terdiri atas dua larik atau baris dan bersajak a-a. Pantun itu dikenal dengan sebutan karmina atau pantun kilat. Larik pertama pada pantun itu merupakan sampiran dan larik keduanya merupakan isi.

 (b)Talibun merupakan jenis puisi bebas yang di dalamnya terdapat beberapa baris
dalam rangkap untuk menjelaskan pemerian. Isi pantun jenis ini berdasarkan
sebuah perkara yang diceritakan secara terperinci dengan memanfaatkan
pengulangan kata pada baris berikutnya untuk memberikan penekanan. Talibun bisa terdiri dari 6 baris atau 8 baris.
Contoh Talibun :
Bukan hamba takutkan mandi, } sampiran baris 1
takut hamba berbasah-basah, } sampiran baris 2
mandi di lubuk Pariangan. } sampiran baris 3
Bukan hamba takutkan mati, } isi baris 1
takut hamba kan patah-patah, } isi baris 2
di dalam bertunangan. } isi baris 3


Jenis-jenis pantun Menurut Isinya :
1.      Pantun Jenaka
jangan suka makan mentimun
karna banyak getahnya
hai kawan jangan melamun
melamun itu tak ada gunanya

2.       Pantun Adat
Lebat daun bunga tanjung
Berbau harum bunga cempaka
Adat dijaga pusaka dijunjung
Baru terpelihara adat pusaka

3.       Pantun Agama
Daun terap di atas dulang
Anak udang mati dituba
Dalam kitab ada terlarang
Yang haram jangan dicoba
4.      Pantun Budi
Biarlah orang bertanam buluh
Mari kita bertanam padi
Biarlah orang bertanam musuh
Mari kita menanam budi

5.      Pantun Kepahlawanan
Esa elang kedua belalang
Takkan kayu berbatang jerami
Esa hilang dua terbilang
Takkan Melayu hilang dibumi

6.      Pantun Kias
Ayam sabung jangan dipaut
Jika ditambat kalah laganya
Asam digunung ikan dilaut
Dalam belanga bertemu juga

7.      Pantun Nasihat
Parang ditetak kebatang sena
Belah buluh taruhlah temu
Barang dikerja takkan sempurna
Bila tak penuh menaruh ilmu

8.      Pantun Percintaan
Anak kera di atas bukit
Dipanah oleh Indera Sakti
Dipandang muka senyum sedikit
Karena sama menaruh hati

9.      Pantun Peribahasa
Berakit-rakit kehulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian

10.  Pantun Perpisahan
Batang selasih mainan budak
Berdaun sehelai dimakan kuda
Bercerai kasih bertalak tidak
Seribu tahun kembali juga

11.  Pantun teka-teki
Kalau tuan muda teruna
Pakai seluar dengan gayanya
Kalau tuan bijak laksana
Biji diluar apa buahnya


Berdasarkan bentuknya , pantun dibedakan menjadi berikut ini

a.       Pantun biasa
Pantun yang terdiri atas empat baris dengan ciri-ciri tersebut di muka disebut pantun biasa.Contoh-contoh di muka termasuk pantun biasa.
b.       Pantun berkait
Pantun berkait terdiri atas lebih dari dua bait. Baris kedua dan dan keempat pada bait 1 menjadi ke 1 dan ke 3 bait 2, begitu seharusnya.

Contoh:
            Buah ara, batang dibantun
            Mari bantun dengan parang
            Hai saudara dengarlah pantun
Pantun, mengata orang

Mari bantun dengan parang
Berang besarn di dalam padi.
Pantun tidak mengata orang
Janganlah syak di dalam hati
Berang besar di dalam padi
Rumpun buluk dibuat pagar
Jangan syak di dalam hati
Maklum pantun saya belajar.

Dari berbagai uraian pengembangan struktur dasar teks pantun dalam beberapa
jenis pantun yang berbeda, seperti karmina, talibun, dan pantun berkait, dapat diambil
kesimpulan bahwa separuh pertama dari jumlah baris yang ada pada setiap pantun
merupakan sampiran, dan separuh lainnya adalah isi. Yang menjadi catatan bahwa
setiap pantun pasti memiliki jumlah baris yang genap, sebab setiap sampiran selalu
mempunyai pasangan isi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar